Minggu, 10 Juli 2016
Apa salah?
Kenapa kau tinggalkan luka yang dalam?
Kenapa kau biarkan luka ini melebar lama?
Kenapa kau benamkan pisau yang tak terlihat tapi terasa sesak di dada yah?
Aku ingin marah, mengutuk rasanya benci benci benci,
Tapi tak sampai hati aku melakukannya.
Ajari aku sepertimu yang mampu menutup semuanya, terlihat tak pernah ada apa apa.
Kamu yang bermain main dengan dusta hanya saja waktu tak membiarkanmu bermain lebih lama.
Kamu sudah lama pergi bahkan terlalu lama ku rasa.
Tapi mengapa yang kamu lakukan masih saja membekas? Membuatku jadi berbeda.
Kamu mengambil tawaku yang tulus yah, kenapa harus kamu? Kamu yang terlihat begitu sayang, ternyata kamu yang membuat tangisku sampai tak terdengar lagi.
Mungkin kamu tak akan pernah kembali seperti dulu, tapi aku ingin kamu kembali ke jalan kita yang sama walaupun tak bersama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar