Terlalu dingin
Kau yang ku dekap dalam panas,
Namun dekapanmu terlalu dingin hingga panas yang ku beri hanya terasa sesaat.
Maafkan aku yang membiarkanmu masuk terlalu dalam.
Aku tak menyalahkanmu, ini juga salahku.
Mungkin bodoh.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan terus seperti itu, terus membuatku mengalir berjalan dalam dosa menyayangimu.
Bintang itu indah, terang.
Sama seperti perasaanku yang dulu banyak seperti bintang yang terus menerangi untukmu kini mulai terasa redup, bukan, bukan hilang cahayanya.
Hanya saja yang ku beri cahaya selalu berjalan menjauh, terasa semakin jauh.
Lalu aku harus menjadi apa kalau ribuan bintangku tak cukup untuk membuatmu terang?
Terkadang mencintai semua orang terasa lebih mudah daripada harus melupakan satu orang.
Aku ingin terus mencintai tanpa harus melupakan. Bisa kah?
Tentu dan itu denganmu.
Egois jika aku inginkan kamu selalu hadir, sedangkan kamu tak ingin.
Egois jika aku inginkan kamu tetap tinggal, sedangkan kamu tak mau.
Memang perasaan akan terus berubah, tapi kita yang mengontrol perasaan.
Bukankah begitu?
Kamu dan kenangan yang terasa manis,
Aku tak lagi menahanmu, tidak akan.
Sesuatu yang dipaksakan ku tau itu tak baik.
Aku hanya ingin kau tau, aku masih sama.
Pergilah jika inginmu pergi, menjauhlah jika maumu jauh.
Aku akan mencoba dan memastikan kakiku akan cukup kuat berdiri.
Semoga rindu nanti membawamu kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar